Jumat, 19 Oktober 2012

KELAINAN RONGGA MULUT YANG MENGGANGGU PEMAKAIAN GIGI TIRUAN




Untuk Ra :
·         Eksostosis
-       Torus Palatinus
Eksostosis ini terlokalisir pada bagian tengah palatum keras dan penyebabnya belum diketahui. Secara klinis, tampak tonjolan tulang yang asimptomatik yang ditutupi oleh mukosa oral. Ukuran dan bentuknya bervariasi mulai dari eksostosis tunggal yang mempunyai ciri tertentu, multilokuler, bosselated, sampai pada bentuk iregular.umumnya tidak membutuhkan terapi khusus kecuali pada pasien yang membutuhkan perawatan prostetik, dan pada pasien yang terganggu dengan adanya eksostosis tersebut.
·         Papillary hiperplasia pada palatum
Merupakan kondisi patologis terlokalisir yang terjadi pada palatum yang jarang terjadi. Umumnya terjadi pada pasien yang edentulous yang menggunakan gigitiruan dalam waktu yang lama dan mungkin karena inflamasi hiperplasia mukosa karena adanya iritasi lokal kronis. Lesi juga dapat terjadi pada pasien bergigi, terjadi karena iritasi mekanis dan termal dari makanan, merokok, dan lain-lain. Secara klinis, berupa nodulus hiperplastik multifocal pada mukosa palatum diantara daerah tempat makanan terakumulasi, sehingga memungkinkan terjadinya inflamasi. Perawatannya berupa bedah dengan menghilangkan lesi menggunakan scalpel.
·         Tumor
-          Osteoma
Merupakan tulang odontogenik jinak  yang terdiri dari tulang matur, compact, cancellous dan paling umum ditemukan pada mandibula. Dapat terjadi pada pria dan wanita dan biasanya pada usia dewasa muda.
Tanda klinis osteoma :
o   Dapat muncul pada permukaan  tulang dari periosteum atau dari tulang sendiri yang disebut peripheral osteomas
o   Berupa tulang cancellous atau kompak
o   Terjadi dimanapun pada maksila (palatum keras dan maksilaris) , mandibula (umumnya pada sudut mandibula)
o   Merupakan massa tulang yang keras, berkembang lambat, asimptomatik, yang menyebabkan asimetris dari tulang yang terkena ketika membesar sampai proporsi yang cukup,
o   Dapat menyebabkan ekspansi lokal pada rahang ketika membesar
·         Kista
-          Median Palatal Cyst
Merupakan kista fisura yang jarang terjadi, yang secara teori berkembang dari epitelium yang terperangkap sepanjang garis emrionik pada saat fusi susunan palatal pada maksila. Oleh karena itu sulit dibedakan dengan nasopalatine duct cyst.
-          Nasopalatine duct cyst
Merupakan kista nonodontegenik paling umum pada pada kavitas oral. Gejala umum terjadi pembengkakan pada palatum daerah anterior, rasa sakit dan drainase.
·         Hiperplasia palatal
Kondisi reaktif ini merupakan hasil dari pergerakan dan kehilangan kontak dari dasar gigitiruan rahang atas pada epitelium palatal dan jaringan konektif dasar. Tanda klinis berupa proyeksi papila kecil yang banyak,tampak cobblestones, area permukaan hiperplasia dengan bentuk seperti potongan bercelah diantara “blok-blok” dari mukosa hiperplastik yang sering terlihat dibawah gigi tiruan sebagian.
·         Leaf Fibroma
Lesi ini merupakan hasil dari iritasi friksional kronik dari jaringan lunak palatal karena pergerakan atau tidak regularnya coverage dari gigi tiruan rahang atas. Apabila tidak ditutupi gigitiruan, maka akan berkembang sebagai pembengkakakn bulat eksofitik non-ulcerated, tetapi karena posisinya, makanya bentuknya datar seperti daun. Probing dengan lembut sering dapat menyebabkan hilangnya perlekatan pada kubah dan kemudian bergelantung pada perlekatannya yang sangat tipis dan nyata.
·         Flabby ridges
Tepi kendur merupakan hasil dari pergatian fibrous dari tepi tulang. Hal ini paling sering ditemukan pada segmen anterior rahang atas tempat gigitiruan penuh rahang atas berlawanan dengan gigi alamiah rahang bawah tetapi dengan sadel free end tidak diimbangi dengan gigi tiruan sebagian rahang bawah. Hasil aksi tipping yang disebabkan oleh aksi mengunyah protrusif menghasilkan resorbsi tulang dan pergantian fibrous dari tepi.terpi tersebut menjadi goyang dengan berlebihan menggambarkan kurangnya dasar dari jaringan keras.
·         Hyperplasia fibrosa
Hyperplasia ini mengalami keradangan dan linger yang kendur merupakan akibat dari cedera oleh karena pemakaian protesa ditambah resorpsi tulang, baik patologis maupun fisiologis. Lesi hiperplastik berkembang didekat pinggiran protesa dan berbentuk sebagai mukosa yang panjang, mengandung jaringan fibrosa atau sikratik atau jaringan parut dan kadang-kadang mengalami ulserasi.
Untuk RB :
·         Kista Dermoid
Kista dermoid adalah suatu pembengkakan jaringan lunak yang berasal dari degenerasi kistik dai epitel yang terjebak selama perkembangan embrionik. Kista ini dapat terjadi dimana saja di kulit, tetapi mempunyai kecenderungan untuk timbul di dasar mulut. Kista dermoid secara klasik tampak seperti massa berbentuk kubah, tidak sakit, muncul di dasar mulut.
·         Ranula
Ranula adalah suatu kista besar yang berisi muci di dasar mulut. ranula mirip dengan fenomena retensi makus, kecuali ukurannya lebih besar. Penyebabnya adalah terhalangnya aliran air liur yang normal melalui duktus ekskretoris major yang membesar atau terputus dari kelenjar sublingual atau kelenjar submandibuler.
·         Batu Kelenjar Liur
Batu kelenjar liur adalah pengerasan kompleks kalsium di dalam kelenjar atau duktus liur yang dapat menyumbat aliran liur dan dapat menyebabkan pembengkakan di dasar mulut. Pembentukan batu terjadi setelah umur 25 tahun, dan terjadi 2 kali lebih sering pria dari pada wanita dan biasannya dalam kelenjar submandibuler. 
·         Fenomena Retensi Mukus
Fenomena retensi mukus adalah lesi lunak yang berfluktasi dan melibatkan retensi cairan mucus di dalam jaringan subepitel, karena trauma. Pembengkakan jernih dapat terjadi pada bibir, dasar mulut, vetral lidah atau mukosa pipi.
Ø  Frenulum yang menonjols
Merupakan seberkas jaringan fibrous yang perlekatannya dekat puncak alveolar. Frenulum yang menonjol dapat ditemukan pada kedua rahang di sebelah labial pada garis tengah, dan disebelah bukal pada daerah premolar.untuk menyesuaikan terhadap jaringan fibrous ini, dbuatkan cekungan yang dalam pada syap gigitiruan. Pemusatan tegangan yang berbentuk pada puncak cekungan ini merupakan predesposisi bagi patahnya basis gigtiruan. Selain itu, akan timbul kesulitan untuk memperoleh penutupan tepi yang efisien.
Ø  Sulkus yang dangkal
Masalah yang timbul karena sulkus yang dangkal ada dua yaitu gigi tiruan dapat menjadi tidak stabil dan distribusi beban menjadi tidak menguntungkan.
Ø  Tulang yang tajam dan tidak beraturan
Bila terdapat taji-taji tulang yang tajam pada puncak alveolar yang ditutupi oleh mukosa yang tipis karena atropi, akan timbul rasa nyeri bila tertekan oleh gigitiruan. Lesi-lesi yang tajam ini disebakan kurangnya perhatian ketika pencabutan gigi, misalnya soketnya lupa tidak ditekan dengan baik. Penyebab lain adalah kelainan periodontal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar